Erweiterte Suche
 
Registrierte Benutzer

Benutzername:

Passwort:

Beim nächsten Besuch automatisch anmelden?

» Password vergessen
» Registrierung
Zufallsbild

Aswatama Nglandak
Aswatama Nglandak
Wayang Kulit Gagrag Surakarta
Kommentare: 0


Over Pitoyo Amrih

Pitoyo Amrih

NovelWayang PitoyoAmrih


Flag counters!

 

 

 

Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site

loading...

Anak Bajang Menggiring Angin

 

NovelWayang PitoyoAmrih

 


 

Anak Bajang Menggiring Angin

            


Anak Bajang Menggiring Angin
Beschreibung: Anak Bajang Menggiring Angin adalah sebuah novel fantasi pewayangan berbahasa Indonesia karya Sindhunata (atau "Rama Sindhu") yang diterbitkan tahun 1983 oleh Gramedia Jakarta. Novel ini merupakan novelisasi dari serial "Ramayana" yang dimuat di harian KOMPAS setiap hari Minggu pada tahun 1981. Dengan beberapa perbaikan dan tambahan oleh Sindhunata, serial tersebut diterbitkan dalam bentuk buku ini.

Buku ini telah dicetak ulang beberapa kali oleh Gramedia. Menurut catatan di akhir versi cetakan kedelapan (2007), beberapa pengamat mengatakan bahwa kekuatan buku ini terletak dalam bahasanya yang bergaya sastra, terutama dalam "corak liriknya yang puitis dan ritmis". Judulnya sendiri, "Anak Bajang Menggiring Angin" (dalam bahasa Jawa, "Bajang" berarti "kecil", "kerdil", atau "cacat"; "Anak Bajang" berarti "anak yang sengaja dibuang orang tuanya") adalah sebuah metafor yang dapat diinterpretasi ke banyak arti oleh pembacanya. Perjalanan buku ini telah menjadikannya sebuah karya sastra Indonesia yang klasik, dimana beberapa potongan kisahnya telah menginspirasi lahirnya sejumlah karya seni tari dan teater di Indonesia. Di banyak SMU di Indonesia, buku ini dipakai sebagai bahan pelajaran di bidang sastra.

sumber keterangan: id.wikipedia.org
Schlüsselwörter: anak, bajang, menggiring, angin, sindhunata
Datum: 17.04.2015 14:52
Hits: 11167
Downloads: 0
Bewertung: 0.00 (0 Stimme(n))
Dateigröße: 172.4 KB
Hinzugefügt von: pitoyo

 



 



Autor: Kommentar:
Es wurden noch keine Kommentare abgegeben.



Vorheriges Bild:
Antareja Antasena, Jalan Kematian Para Ksatria

 
 Nächstes Bild:
Sastra Jendra Hayuningrat