Pencarian selanjutnya
 
User Terdaftar

Username:

Password:

Log in otomatis pada kunjungan berikutnya?

» Lupa password
» Regristrasi
Random tayangan

Antareja
Antareja
Wayang Kulit Purwa Cirebon (abad ke-16)
Komentar: 0


Tentang Pitoyo Amrih

Pitoyo Amrih

NovelWayang PitoyoAmrih


Flag counters!

 

 

Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site

loading...

Wayang Purwa Kadewatan



Tokoh-tokoh pada Kisah awal cerita dunia wayang. Kisah yang bertutur lebih banyak pada kehidupan bangsa Dewa.
Sebagian besar tokoh di era ini akan tetap muncul di jaman-jaman Dunia Wayang berikutnya. (Hits: 559597)


 

NovelWayang PitoyoAmrih

 



 

Sub-kategori
Bangsa Dewa (45)
Dalam versi India, bangsa Dewa diceritakan sebagai perwujudan dari tuhan yang mengejawantah ke marcapada untuk menjaga alam. Sesuai dengan keyakinannya yang menganut ajaran Polytheis. Ketika kisah wayang dibawa ke tanah Jawa dan mengalami akulturasi budaya, pada masa kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa, terutama saat kejayaan Kediri dan Majapahit, kedudukan bangsa Dewa tidak jauh berubah dari versi India.
Wayang, yang kemudian begitu dikenal sebagai salah satu media komunikasi dan informasi sebuah komunitas, semakin mengalami akulturasi ketika kemudian berkembang ajaran Islam di tanah Jawa. Dimana proses penyebaran itu sendiri juga memanfaatkan budaya wayang sebagai salah satu upaya melakukan dakwah tanpa pemaksaan. Dari sinilah, kemudian kedudukan bangsa Dewa digubah supaya selarah menjadi konsep tauhid dalam ajaran Islam. Sehingga muncul gubahan-gubahan pada masa kerajaan Demak, melalui Wali Songo, sampai kemudian gubahan-gubahan yang dilakukan para sastrawan di masa kerajaan Mataram baik Yogyakarta maupun Surakarta.
Gubahan ini menggeser pengertian bangsa Dewa, bukan lagi sebagai perwujudan tuhan, tapi tidak lebih sebagai salah satu makluk ciptaan Sang Pencipta (yang satu). Dimana bangsa Dewa sebagai makhluk Sang Pencipta, kebetulan diciptakan memilki kelebihan-kelebihan dan keistimewaan-keistimewaan dibanding bangsa-bangsa lain, bangsa manusia, bangsa raksasa, bangsa kera, bangsa jin, bangsa gandarwa, dsb. Tapi tetap kelebihan dan keistimewaan ini masih dalam kerangka konteks bahwa bangsa ini sebagai salah satu makhluk ciptaan Sang Pencipta. Ini ditunjukkan dengan diciptakannya lakon-lakon wayang Jawa, yang memperlihatkan kesalahan, keterbatasan dan kekhilafan bangsa Dewa. Sebagai bukti bahwa bangsa Dewa bukanlah penguasa alam sesungguhnya. Mereka 'hanya' atas kelebihannya merasa diberi tanggung jawab untuk menjaga alam. Menjaga Matahari, Angin, Bulan, Api, Tanah, Kebaikan, dsb.

Panakawan (4)
Panakawan berarti Kawan yang mengiringi. Panakawan hanya ada dalam kisah Wayang ketika telah mengalami gubahan di tanah Jawa. Panakawan terdiri dari empat, yaitu sang ayah, Semar. Dan anak-anak angkatnya, Gareng, Petruk, dan Bagong. Kisah kehidupan Panakawan begitu lama, dari sejak jaman Purwacarita sampai dengan jaman setelah kejayaan Parikesit. Tidak jelas kapan dan bagaimana terjadinya kematian mereka.
Punakawan, memilki kedudukan istimewa di mana mereka sebenarnya adalah orang-orang yang memilki wawasan tinggi dan luas tentang kehidupan, sampai kemudian membuat mereka berkeputusan untuk membuang jauh apa yang bersifat dunia, pangkat, kekayaan. Mereka memilih hidup sebagai abdi, dan istimewanya, mereka mengabdi raja-raja besar dari sejak jaman Harjunasasra sampai Parikesit.
Merekalah yang selalu mengingatkan raja-raja mereka bila khilaf atau melakukan kesalahan.

Panakawan Sabrang (2)
Kedudukan Panakawan Sabrang ini seperti Panakawan. Hanya saja mereka justru mengabdi pada tokoh-tokoh antagonis dunia wayang. Mereka terdiri dari Togog, dan pendampingnya, Bilung.
Bangsa Jin (5)
Kelompok bangsa yang memang diniscayakan tercipta oleh Sang Pencipta, untuk menjadi makluk yang tak kasat mata di Dunia Wayang.
Bangsa Jin juga terlahir sangat pandai, tapi untuk menjadi baik mereka harus mau untuk belajar. Kebalikan dengan manusia yang terlahir sebagai makluk baik, dan untuk menjadi pandai harus belajar. Walau kemudian dalam proses belajarnya, justru manusia bisa menjadi tidak baik.
Bangsa Jin menyebar di seluruh dunia wayang, ada yang hidup liar, ada yang berkelompok membentuk negri.
Kurun waktu kehidupan bangsa Jin membuat mereka terpecah menjadi tiga kelompok besar, Yaitu bangsa Jin sendiri, yang dikenal sebagai kelompok tak kasat mata yang lugu dalam kepandaiannya, dan suka memangsa bangsa Manusia.
Kemudian kelompok bangsa Gandarwa, yaitu kelompok bangsa Jin yang memiliki postur tubuh besar. Dan kelompok bangsa Banaspati, yaitu tak kasat mata yang memiliki kesaktian di atas rata-rata. Kelompok ini mampu memperlihatkan dirinya ke bentuk apapun rupa-rupa bangsa Manusia, sehingga kasat mata bisa dilihat. Bangsa Banaspati juga mampu merubah dirinya menjadi benda yang kemudian dianggap memiliki kekuatan bagi bangsa Manusia.
Kehidupan bangsa ini penuh misteri.

Setanan (7)
Adalah jenis makhluk di Dunia Wayang yang digambarkan tidak tercipta sempurna. Sebagian diceritakan tak kasat mata tapi bukan bangsa Jin maupun Gandarwa. Ada yang digambarkan kasat mata, tapi jelas bukan Manusia ataupun bangsa Raksasa. Wujudnya aneh-aneh, terkadang absurd tidak seperti kebanyakan makhluk.
Kelompok setanan ini yang menghuni dunia hitam dan dilindungi oleh Batari Durga. Banyak menghuni di kawasan hutan Wanamarta sebelum dibuka menjadi wilayah negri Amarta.
Sebagian besar menghuni wilayah hutan Bajubarat dan daerah antara ada dan tiada wilayah kekuasaan Durga bernama Setragandamayit.



Terdapat: 5 tayangan dalam 1 halaman. Tampilan: tayangan 1 sampai 5.
Urutkan tayangan berdasar   Dari A (kecil) Dari Z (besar)  


Tejamaya
Tejamaya
Wayang Purwa Kadewatan
Komentar: 0
Ismaya
Ismaya
Wayang Purwa Kadewatan
Komentar: 0
Manikmaya
Manikmaya
Wayang Purwa Kadewatan
Komentar: 0
Cangik
Cangik
Wayang Purwa Kadewatan
Komentar: 0
Limbuk
Limbuk
Wayang Purwa Kadewatan
Komentar: 0
 

 



 




Tayangan tiap halaman: