JavaScript seems to be disabled in your browser.

You must have JavaScript enabled in your browser to utilize the functionality of this website. Click here for instructions on enabling javascript in your browser.


Rp.80.000,-


Novel ini berbahasa Indonesia

Kurawa berjumlah seratus. Adalah anak-anak Destarastra dan Dewi Gendari. Mereka adalah Adityaketu, Agrasara, Agrayayin, Anuwenda, Aparajita, Balaki, Balawardana, Bimarata, Bimasulawa, Bimawega, Bogadenta, Bomawikata, Bwirajasa, Carucitra, Citrabana, Citraboma, Citraga, Citraksa, Citraksi, Citrakundala, Citrawarma, Danurdara, Dirgabahu, Dirgalasara, Dirgama, Dirgaroma, Dredasetra, Dredawarma, Dredayuda, Drestaketi, Durbahu, Durdara, Durdarsa, Durgempa, Durkarana, Durkaruna, Durkunda, Durmaga, Durmagati, Durmasana, Durmuka, Durmanaba, Durnandaka, Durpramata, Durprasadarsa, Dursaha, Dursaya, Dursatwa, Dursara, Duryudana, Dursasana. Kemudian Dursilawati satu-satunya perempuan Kurawa. Durta, Durwega, Duryuda, Dusprajaya, Dwilocana, Ekaboma, Ekatana, Gardapati, Gardapura, Habaya, Haknyadresya, Halayuda, Hanudara, Jalasaha, Jalasantaka, Jalasuma, Jalasanda, Kartamarma, Kenyakadaya, Kratana, Kundasayin, Mahabahu, Nagadata, Patiweya, Pratipa, Rudrakarman, Senani, Somakirta, Srutayuda, Sulacana, Suwarcas, Trigarba, Udadara, Ugayuda, Ugrasrawa, Ugraweya, Upanandaka, Upacitra, Wahkawaca, Watawega, Wikataboga, Windandini, Wingwingsata, Wirabahu, Wisalaksa, Wiyudarus, Yutadirga, dan Yuyutsu.

Mereka begitu banyak. Tidak mudah untuk dihafal, begitu gampang dilupakan. Tapi begitulah, mereka terlanjur dilahirkan, dan sudah menjadi suratan takdir terabaikan di usia kanak-kanak mereka. Apa yang ada dikepala mereka hanyalah apa yang menurut mereka baik untuk dirinya. Tak pernah berpikir tentang perasaan orang lain, tak pernah berpikir untuk berbagi menciptakan suasana bahagia bersama. Yang mereka bisa lakukan tak lain hanyalah menebar angkara, dan menciptakan keresahan dan ketakutan.

Tak ada kata-kata lagi yang sanggup mendewasakan mereka. Tak ada contoh teladan lagi yang sanggup memberi mereka pencerahan hidup. Mereka menantang, tak ada pilihan lain bagi Pandawa selain membela diri. Dan kematian adalah satu-satunya cara untuk menghentikan para Kurawa! Yang tersisa pun kemudian harus diburu. Ditangkap dan dihukum mati bagi yang melawan.

Masih bisa disyukuri ketika diantara mereka ternyata ada yang mau belajar untuk menjadi baik.

Bukan hanya sebuah novel epos, tapi super novel! lantaran muatan-muatan inspirasionalnya yang amat berharga untuk diri kita di masa kini!

Judul Novel : MEMBURU KURAWA, Risalah Kematian di Padang Kurusetra
Penulis : Pitoyo Amrih
Tebal Halaman : 417 halaman
Ukuran Halaman : 15,5 x 24 cm
Penerbit : DIVAPress
ISBN : 978-602-978-850-1





Bisa disertakan tanda tangan penulis bila diminta.





Info Pemroduksi
Penerbit Diva Press
Pemroduksi