Pencarian selanjutnya
 
User Terdaftar

Username:

Password:

Log in otomatis pada kunjungan berikutnya?

» Lupa password
» Regristrasi
Random tayangan

Werkudoro Tarung
Werkudoro Tarung
Wayang Indonesia Deviant Art
Komentar: 0


Tentang Pitoyo Amrih

Pitoyo Amrih

NovelWayang PitoyoAmrih


Flag counters!

 

 

 

Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site

loading...

Pandawa Tu7uh

 

NovelWayang PitoyoAmrih

 


 

Pandawa Tu7uh

            


Pandawa Tu7uh
Deskripsi:
KLIK DISINI untuk pembelian buku secara online.

Novel ini juga tersedia di TOKOPEDIA

KLIK DISINI untuk pembelian buku versi digital di Google Play Books.


Judul Novel : Pandawa Tu7uh
Penulis : Pitoyo Amrih
Tebal Halaman : 493 halaman
Ukuran Halaman : 14 x 21 cm
Penerbit : DIVAPress
ISBN : 978-602-766-509-5

Semua tahu Pandawa berarti para putra Pandu. Putra Pandu yang berjumlah lima. Yudhistira, Bima, Arjuna dan si kembar Nakula dan Sadewa. Kelahiran mereka begitu istimewa, bahkan beberapa tokoh bangsa Dewa pun berkehendak menemani kelahiran mereka. Kemunculan mereka di dunia wayang terasa akan menjadi sebuah keajaiban. Semuanya begitu sempurna.

Sampai ketika takdir berkata lain. Cobaan demi penderitaan justru yang mereka hadapi. Pengkhianatan, upaya pembunuhan, penghinaan, pelecehan, terkucilkan, hidup dalam pengasingan. Segala bentuk ujian dan perjuangan mereka alami. Tapi justru itulah yang mendewasakan mereka. Semakin menyempurnakan ilmu kanuragan dan kautaman mereka. Melihat semakin benderang rahasia alam, makna kehidupan dan arti kematian.

Sampai akhirnya perang saudara Baratayudha itu harus terjadi. Kemenangan Pandawa tak lebih adalah buah yang mereka petik atas perjuangan yang mereka tanam. Dan setelah kemenangan perang, bukan disikapi dnegan pesta pora. Setelah Baratayudha, Pandawa kembali dengan tanggung jawabnya, dan menjalani kehidupan seperti biasa. Dan seperti layaknya manusia, ada kala bersinar, suatu saat redup, dan akhirnya menemui ajal. Sebuah kisah perjalanan hidup para Pandawa yang penuh liku, dan segala manis pahit kehidupan.

Namun banyak orang, terutama para penduduk Amarta, negri yang Pandawa bangun, berpendapat bahwa apa yang mereka alami juga terdapat peran yang tidak sederhana dari saudara, teman sekaligus sahabat seiring mereka. Adalah orang-orang yang selalu berada diantara mereka baik dalam suka maupun duka, dikala bahagia maupun saat pedih derita. Adalah Kresna, putra kerajaan Mandura, yang kemudian menjadi raja Dwarawati yang selalu mendampingi Pandawa. Juga Satyaki, ksatria dari Lesanpura yang menjadi panglima Dwarawati. Dua orang ini adalah seorang raja sekaligus ksatria yang tahu benar arti sebuah persahabatan dan makna sebuah persaudaraan. Pendapat yang sama bila hal sama ditanyakan kepada para penduduk Dwarawati.

Hal yang beda disampaikan oleh rakyat Mandura, mereka menganggap raja mereka Baladewa menjadi penentu kemenangan Pandawa di Baratayudha, ketika Baladewa tak memihak saat perang di Kurusetra itu. Baladewa bisa jadi akan merubah keadaan bila saja dia hadir di padang Kurusetra itu dan memihak Kurawa. Sehingga rakyat Mandura lebih suka menganggap Baladewa dan Kresna yang berperan atas kejayaan Pandawa. Tapi tetap saja, pendapat kebanyakan lebih suka memihak kepada Kresna dan Satyaki yang selalu menemani Pandawa saat suka maupun susah.

Sehingga bisa dipahami ketika orang-orang itu kemudian berpendapat bahwa perjuangan Pandawa tidak sekedar dialami oleh lima anak Pandu. Perjuangan hidup mereka juga selalu ditemani Kresna dan Satyaki. Itulah mengapa, bagi mereka, Pandawa tidak hanya lima. Mereka seharusnya ber-tujuh. Pandawa tujuh…


KLIK DISINI untuk pembelian buku secara online.

Novel ini juga tersedia di TOKOPEDIA

KLIK DISINI untuk pembelian buku versi digital di Google Play Books.
Kata kunci: pandawa, tujuh, tu7uh, pitoyo, amrih, novel, wayang
Tanggal: 02.07.2012 17:35
Hits: 39110
Downloads: 7
Rating: 3.00 (4 Vote(s))
File size: 92.1 KB
Added oleh: pitoyo

 



 



Author: Komentar:
Tak ada komentar terhadap gambar ini



Tayangan sebelum:
Memburu Kurawa

 
 Tayangan selanjutnya:
Wisanggeni Membakar Api