Created on Thursday, 28 January 2016 Hits: 6292
Mungkin sederhananya seperti ini: anda bertanggung jawab terhadap ruang lingkup sekian banyak instrumen alat ukur. Namanya alat ukur, baik yang sederhana maupun yang kompleks terbenam dalam sebuah rangkaian sistem kontrol yang canggih, maka ada kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa alat ukur tersebut akan selalu menunjukkan akurasi yang baik, atau paling tidak bila terdapat penyimpangan, maka simpangan itu selalu diketahui. Kegiatan yang kita tahu bersama bernama Kalibrasi. Hal yang selalu menjamin bahwa alat ukur akan selalu menunjukkan nilai sebuah besaran secara benar. Anda hanya akan bisa menjamin kualitas proses dan produk yang baik, bila misal dalam sistem anda terdapat alat ukur suhu menunjukkan angka 50° C pada keadaan suhu yang memang 50° C.
Lalu ketika sistem anda semakin banyak, cakupannya semakin luas, terdapat penambahan mesin yang semakin bermacam beragam, sehingga alat ukur pun menjadi tak lagi sedikit. Solusinya bisa sederhana, anda tinggal menambah anggaran untuk biaya kalibrasi. Atau mungkin bila angka keekonomisannya bisa diraih, anda mungkin bisa investasi instrumen standard terkalibrasi, investasi tenaga teknisi beserta pelatihan dan syarat sertifikasi dan kompetensinya, kemudian mengelola kegiatan kalibrasi. Semakin banyak alat ukur maka semakin banyak kewajiban kalibrasi yang harus dilakukan. Mungkin suatu saat butuh tambah tenaga teknisi kalibrasi bila terasa jumlahnya tak lagi memadai penambahan jumlah alat ukur yang ada. Tapi benarkah harus demikian?
Created on Wednesday, 30 December 2015 Hits: 7447
Semua orang tahu bahwa TPM adalah singkatan dari Total Productive Maintenance, tapi menarik ketika dalam bukunya, Peter Willmot dan Dennis McCharty mencoba menggugah kita dengan sudut pandang yang sedikit berbeda diawali dengan sebuah tawaran pada bab pertama bahwa seharusnya singkatan dari TPM tidak sekedar Total Productive Maintenance, tapi lebih luas mencakup Total Productive Manufacturing. Perlu diketahui, judul bukunya sendiri tetap menggunakan TPM sebagai Total Productive Maintenance (Willmot, Peter & Dennis McCharty, TPM - A Route to World Class Performance, Butterworth-Heinemann, 2001). Lalu mengapa bung Peter begitu penting untuk diawal bukunya mengajak kita memperluas penglihatan dari sekedar Maintenance menjadi Manufacturing.
Dimana-mana, tidak di hanya nasional tapi juga saya yakin banyak perusahaan di dunia, bila disodori istilah Maintenance, maka yang muncul di kepala adalah bagian teknik, service department, technical service atau apapun namanya, yang langsung merujuk pada fungsi organisasi yang bertugas memelihara mesin dan peralatan, itupun masih lebih baik karena ada perusahaan yang masih memagari pengertian menjadi 'sekedar' tugas memperbaiki mesin dan peralatan. Memelihara artinya melakukan segala macam upaya strategi sehingga mesin selalu bekerja dengan baik, sementara memperbaiki lebih terkesan tugas yang menunggu sampai suatu saat mesin rusak disanalah bagian teknik akan melakukan aksinya.
Created on Saturday, 19 December 2015 Hits: 16007
Teorinya berkata: adalah saat mesin direncanakan untuk dioperasikan. Pada kenyataan keseharian praktek pengukuran OEE, saya yakin tidak semudah bagaimana itu didefinisikan. Karena umumnya pertanyaan kemudian akan mengkutub pada 3 hal definisi tentang Loading Time ini. Apakah waktu mesin 'direncanakan untuk dioperasikan ini' berarti sejak dari mesin di-'start' di awal sampai perintah 'stop' diakhir proses. Atau berarti bisa kita pakai pendekatan jam kerja misal 1 shift 8 jam sehari. Atau pakai pendekatan paling progresif kita tetapkan saja Loading time adalah 24 jam sehari.
Menurut saya, semua pendekatan bisa benar. Tentunya dengan implikasinya masing-masing. Baik para pendesain tata cara ukur OEE di tiap perusahaan, yang bisa jadi pendetailannya akan ada perbedaan dengan konsep umumnya seperti yang saya jabarkan di artikel ini, sampai dengan para pencatat penghitung analisa OEE itu sendiri sebaiknya tahu pilihan itu untuk dlakukan secara konsisten, serta segala macam kelebihan dan kekurangannya, sehingga ketika pencatatan data dilakukan sampai kemudian menghasilkan perhitungan prosentase OEE, hal itu akan bisa dikorelasikan dengan makna yang terkandung dalam angka prosentase kinerja tersebut terhadap keadaan aktual yang terjadi terhadap operasi mesin di lapangan.
Created on Tuesday, 15 December 2015 Hits: 10347
Jadi Begini. Beberapa kali saya terlibat diskusi lagi-lagi harus berdebat panjang tentang masalah terminologi. Dan juga termasuk perihal steam (uap air). Saya menerjemahkan steam dengan uap air pun bisa jadi terbuka untuk sebuah diskusi baru, karena dalam bahasa inggris kita mengenal steam, kita juga mengenal istilah water-vapour, ada juga terminologi moisture,.. yang terkadang semuanya kemudian 'harus' diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata 'uap air'. Urusan bahasa lain waktu coba kita bedah, namun kali ini kita hanya fokus pada urusan steam, fasa air dalam bentuk uap setelah melewati titik didih-nya, uap air.
Nah, dalam aplikasi di industri, agar efektif penggunaannya, kita harus mengenal tingkatan dalam steam, dan bagaimana kita harus mendefinisikan tolok ukurnya, yang pada akhirnya bagaimana kita harus membuktikan tolok ukur itu sebagai acuan dalam penerimaan tersebut bahwa memang benar klasifikasi steam yang dihasilkan sesuai dengan grade steam yang ditetapkan sebelumnya. Terutama bila dalam penggunaan steam ini kita harus melibatkannya pada penggunaan dengan tuntutan yang rumit dan ketat. Misalnya penggunaan steam untuk proses sterilisasi uap basah misalnya.
Created on Saturday, 05 December 2015 Hits: 4557
Langkah panjang Validasi Komputer? Tergantung seberapa besar cakupan komputerisasi dalam sebuah perusahaan sih sebenarnya. Tapi biasanya, sebuah perusahaan terutama farmasi bila sudah mengalokasikan investasinya pada sistem komputerisasi dan menjadikannya sebagai kebijakan strategis, maka cakupan komputerisasi itu akan diterapkan begitu luas. Apalagi di jaman kekinian, mungkin sudah akan tertinggal bila masih saja mempertahankan kegiatan administrasi dan manajemen industri dengan cara-cara 100% manual.
Dan cakupan itu tentunya akan sampai juga pada hal-hal yang berpotensi mengancam mutu. Itulah mengapa evolusi ide Validasi Komputer menjadi sebuah keharusan kini. Terutama terkait hal-hal pemastian mutu dan hal-hal yang bisa mengancam keselamatan pasien.
Tapi mengapa itu menjadi sebuah jalan panjang? Pendapat saya mungkin terlalu prematur, tapi hampir semua yang pernah saya ajak diskusi di sana-sini, terutama dengan rekan-rekan se-profesi di beberapa perusahaan farmasi di Indonesia, tantangannya hampir sama. Dari sisi Software Developer, entah itu dikembangkan internal ataupun disubkon ke perusahaan pengembang software, perspektif yang dibawa menjadi hal utama selalu hal-hal terkait fungsionality, yang bisa jadi apa yang terlihat dipermukaan, misal di tampilan layar komputer, hardware konfigurasi, dan sebagainya, akan selalu tampak indah dan mudah bagi orang awam. Sementara sang pemrogram yang berkeringat berkerut dahi di depan layar merancang segala kerumitan dibalik semua yang indah itu terkadang tidak dengan mudah untuk dikomunikasikan menjadi sebuah penjelasan yang bisa langsung dipahami. Sementara dari sisi Validator, bahkan yang memiliki background engineering umum pun kadang masih harus terengah-engah memetakan arsitektur sebuah software, membuat rincian cakupannya, untuk kemudian menganalisa potensi risiko, sampai membuat detail challenge-list yang diperlukan sebagai pembuktiannya.
Page 9 of 18
Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.
Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.
“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya. ...selengkapnya
.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa..... ...selengkapnya